Dalam Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan sebuah bangunan, banyak variabel yang mempengaruhi bagaimana sebaiknya desain kuda-kuda, spesifikasi teknis material baja ringan yang digunakan serta prosedur pemasangannya pada struktur bangunan yang telah dulu ada.
Data lengkap yang diberikan oleh pemilik bangunan sangat membantu proses desaain rangka atap baja ringan nantinya. Engineer kini telah banyak memanfaatkan alat bantu khusus (software) guna menghasilkan desain yang sesuai dan efisien.
Lalu apa saja variabel penting penentu Desain Rangka Baja Ringan sebuah bangunan? diantaranya kami ulas singkat sbb:
1. Lebar Bangunan (Bentang Bangunan)
Lebar bangunan menentukan hasil desain konstruksi rangka atap baja ringan. Jarak antar kuda-kuda, jarak web, ketebalan bahan, ataupun penggunaan bahan yang rangkap ditentukan dari lebar bangunan. Desain khusus digunakan pada bentang lebih dari 10m. Pada dasarnya setiap bangunan mempunyai variabel desain yang berbeda-beda.
Standarisasi lebar maksimal tiap produsen konstruksi atap baja ringan berbeda-beda, tergantung hasil desain mereka. Misalnya, untuk bentang kuda-kuda kurang dari 6m bisa menggunakan standar jarak web maksimal 1,7m, akan tetapi untuk bentang lebih dari 10m hasil desain bisa jadi menentukan jarak web kurang dari 1,5m.
2. Jenis Genteng
Jenis genteng yang digunakan berpengaruh terhadap desain pembebanan dan harga. Genteng yang berat seperti genteng keramik dan beton (45-50kg per m2) tentu membutuhkan desain lebih kuat. Semakin berat bobot penutup atap, berbanding lurus dengan semakin besar koefisien aman yang diperlukan dalam sebuah desain rangka atap.
Pilihan jenis penutup atap (genteng) mempengaruhi harga sebuah pekerjaan konstruksi rangka atap terutama disebabkan oleh perbedaan jarak antar reng untuk setiap jenis genteng.
Untuk penutup atap berjenis beton/genteng beton sendiri bahkan memiliki beberapa variasi kebutuhan jarak antar reng, tergantung varian genteng yang diaplikasikan.
Terdapat beragam jenis penutup atap, diantarnya yaitu genteng tanah liat, genteng beton, genteng keramik, genteng metal, spandek serta aspes. Berikut kami sajikan tabulasi daftar penutup atap beserta jarak rata-rata antar reng untuk aplikasi masing-masing jenis penutup atap tersebut.
No.
|
Jenis Penutup Atap
|
Berat Rata-rata
Kg/m2 |
Jarak Reng
cm |
1
| Genteng Keramik |
45-50
|
26,5
|
2
| Genteng Beton Flat |
45-50
|
32
|
3
| Genteng Beton |
45-50
|
35-36
|
4
| Genteng Tanah |
20-40
|
20-25
|
5
| Genteng Metal |
<15
|
35-38
|
6
| Seng |
<15
|
50-60
|
3. Sudut Kemiringan Atap
Sudut kemiringan atap bisa dikategorikan sebagai variable fungsional maupun estetika desain sebuah bangunan, turut berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi rangka atap baja ringan. Untuk rumah tinggal, normalnya digunakan sudut kemiringan atap sebesar 30-45 derajat.
Peran fungsional sudut kemiringan atap berpengaruh juga pada penggunaan jenis genteng. Misal, untuk genteng keramik atau tanah, sudut minimal yang diarankan ialah 20 derajat agar ketika hujan turun disertai angin, air tidak berbalik arah dan menimbulkan kebocoran melalui sela-sela penutup atap (genteng).
Sementara sudut kemiringan atap yang lebih rendah sangat mungkin diterapkan untuk jenis penutup atap berupa seng, spandek atau galvalume yang berbentuk lembaraan dan minim terpengaruh oleh tampias air hujan.
Pengaruh fungsional sudut kemiringan atap pada desain konstruksi rangka atap baja ringan sendiri diantaranya, untuk sudut kemiringan atap yang tergolong ‘ekstrem’ misal 60 derajat atau lebih, beberap produsen atau aplikator baja ringan masih terkendala dengan keterbatasan software desain konstruksi untuk material ini.
Sumber : http://www.aplikatorbajaringan.com/2012/11/variabel-desain-rangka-baja-ringan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar