Rangka Atap baja ringan merupakan salah satu bahan subtitusi pengganti rangka atap baja konvensional dan rangka atap kayu yang telah lebih lama digunakan dalam struktur bangunan. Namun demikian, dengan banyaknya merek dan jenis baja ringan yang beredar di pasaran, seringkali konsumen atau calon pengguna bingung dalam memilih rangka atap baja ringan dan seringkali muncul pertanyaan- pertanyaan seperti :
- Jenis atau merek baja ringan manakah yang sesuai standar atau aman?
- Bagaimana seharusnya cara pemasangan yang benar?
Patut kita ketahui, bahwa sampai saat ini di Indonesia belum ada peraturan untuk struktur bangunan dengan baja ringan. Lewat tulisan ini kami ingin memberikan beberapa tips dan informasi mengenai rangka atap baja ringan.
Hal-hal apa saja yang perlu kita jadikan bahan pertimbangan dan perbandingan?
Untuk mendapatkan rangka atap baja ringan yang berkualitas, perlu dicermati beberapa hal penting sebagai berikut:
- Mutu Baja
- Lapisan Anti Karat
- Ketebalan Lapisan Anti Karat
- Software Khusus untuk Desain Struktur Baja Ringan
- Sistem Pengaku (Bracing)
- Self Drilling Screw
- Prefabrikasi
- Garansi
Penjelasan lanjut mengenai hal diatas dapat kita lihat sebagai berikut:
1. Mutu Baja
Karena ketebalan profil baja ringan sangat tipis (yang beredar di Indonesia berkisar 0,4 – 1 mm), bahan baja yang umum dipakai adalah baja mutu tinggi atau biasa disebut High Tension Steel, umumnya (standar) G550, artinya Yield Strength maupun Tension Strength dari baja tersebut minimal adalah 550 Mpa.
Konsumen sulit untuk mengetahui mutu dari bahan yang ada, tetapi dengan mengetahui standar baja minimum G550, kita dapat meminta jaminan tertulis bahwa bahan baku yang akan kita pakai adalah G550.
2. Lapisan Anti Karat
Lapisan Z (Zinc) yang sering disebut Galvanis dan AZ (Aluminium dan Zinc) adalah jenis-jenis lapisan anti karat yang paling umum dipakai di Indonesia.
Masing-masing lapisan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki Aluminium Zinc (AZ) adalah lebih tahan korosi terhadap air garam sedangkan kelemahannya adalah tidak tahan terhadap adukan semen atau mortar (korosif). Di lain pihak, lapisan Zinc (Galvanis) tidak terkorosi oleh adukan semen namun kurang tahan terhadap air garam.
Lapisan Zinc banyak digunakan untuk rangka atap dengan penutup atap genteng keramik atau genteng beton, karena bagian nok / bubung biasanya diisi oleh adukan semen (kerpusan).
3. Ketebalan lapisan Anti Karat
Seringkali konsumen menganggap bahwa bahan Aluminium Zinc lebih baik daripada Zinc (Galvanis), padahal yang menentukan adalah ketebalan lapisan yang dipakai, BUKAN jenisnya. Ketebalan lapisan anti karat ini akan berpengaruh terhadap USIA ketahanan baja terhadap karat.
Untuk mencapai taraf ketahanan yang relatif setara, ketebalan lapisan Zinc yang dipakai harus lebih tebal daripada Aluminium zinc.
Standar umum untuk bahan struktural (menanggung beban), ketebalan lapisan Aluminium Zinc tidak boleh kurang dari 150 gram/m2, sedangkan untuk lapisan Zinc (Galvanis) tidak kurang dari 180 gram/m2.
AZ 150 gr/m2 ~ Z 180 gr/m2
(AZ 150 gr/m2 SETARA DENGAN Z 180 gr/m2)
Sama halnya seperti mutu bahan baja, cukup sulit untuk bisa mengetahui ketebalan dari lapisan anti karat secara visual. Pengecekannya harus dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium. Jadi yang paling mudah adalah meminta jaminan secara tertulis tentang berapa ketebalan lapisan baja ringan yang akan dipakai. Perlu diingat bahwa ketebalan lapisan anti karat yang dipakai sangat berpangaruh terhadap usia pakai baja ringan.
4. Desain Struktur
Karena perilaku strukturnya yang berbeda, struktur rangka atap baja ringan tidak bisa dihitung menggunakan software analisa struktur untuk konstruksi baja tebal yang umum dipakai. Banyak sekali variabel yang bisa mempengaruhi hasil desain perhitungan struktur. Sebagai konsumen yang awam, sulit untuk bisa memahami perhitungan desain struktur, tetapi kita dapat memilih produk yang memiliki dukungan perangkat lunak komputer khusus konstruksi baja ringan bereputasi internasional.
5. Sistem Pengaku / Bracing
Rangka atap baja ringan dibuat dari baja tipis, biasanya ketebalan minimum untuk struktur kuda-kuda adalah 0,75 mm. Akibat bahan yang begitu tipis, meskipun telah dibuat menjadi bentuk profil yang kokoh, kekuatannya tinggi tetapi kekakuannya lemah (dibanding balok kayu misalnya). Dengan kekakuan yang lemah, struktur rangka atap baja ringan harus dilengkapi dengan batang pengaku / bracing yang cukup. Banyak kasus rangka atap baja ringan yang roboh akibat kurangnya batang pengaku / bracing ini.
Batang pengaku / bracing terdiri dari:
Ikatan angin, untuk meneruskan gaya dari lateral tie.
Pengaku batang atas, biasanya berupa reng.
Pengaku pada batang bawah.
Pengaku batang (Web) tekan.
6. Alat Sambung Self Drilling Screw dan Pemasangannya
Salah satu bagian terpenting dari struktur rangka atap baja ringan adalah alat sambung, yang biasanya berupa Self Drilling Screw (SDS), atau sekrup dengan ujung penembus baja tanpa mur. Untuk baja tipis, SDS yang dipakai harus jenis khusus dengan alur yang kasar, dan adanya ruang dibawah kepala baut. Alur yang kasar akan membuat baja tipis tersusun diantara alur, bukan dirusak oleh alur, sehingga SDS mampu memikul beban yang besar di sambungan.
SDS yang mudah didapat di pasaran umumnya mempunyai alur yang rapat / halus, dimana SDS ini khusus dipakai untuk sambungan baja tebal, bukan untuk baja ringan, misalnya untuk memasang penutup atap metal (metal sheet) dengan kanal C baja tebal (ketebalan di atas 2 mm)
Selain itu pemasangan SDS harus memakai alat khusus berupa screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi. Tanpa adanya alat kontrol torsi, SDS beresiko kehilangan fungsinya karena aus (overtighten), di mana keadaan ini amat berbahaya bagi struktur. Celakanya karena jumlah SDS yang dipakai dalam suatu sistem rangka atap baja ringan relatif banyak jumlahnya, sangat sulit (bisa dikatakan hampir tidak mungkin) mengeceknya satu demi satu.
7. Proses Perakitan Rangka Atap
Proses perakitan kuda-kuda untuk rangka atap yang dilakukan di proyek, banyak dilakukan di Indonesia; padahal perakitan kuda-kuda memerlukan keahlian dan kontrol kualitas yang baik.
Perakitan yang dilakukan di proyek mempunyai resiko kuda-kuda yang dibuat tidak rapi, tidak seragam, atau tidak sesuai dengan gambar desain. Kontrol pemasangan alat sambung Self Drilling Screw juga merupakan hal yang sangat penting.
Solusi untuk menghindari semua resiko tersebut adalah dengan memilih kuda-kuda yang dirakit di pabrik (prefabrikasi) dengan menggunakan MESIN JIG, di mana perakitan dengan menggunakan mesin di pabrik mempunyai kelebihan: mutu kuda-kuda terjamin rapi dan akurat, pekerjaan lebih nyaman, tidak tertanggu cuaca, dan kontrol pemasangan alat sambung Self Drilling Screw terjamin.
8. Garansi
Garansi tidak hanya meliputi bahan saja, melainkan termasuk didalamnya ; garansi struktur, garansi bahan, garansi design dan instalasi.
PENUTUP
Jadi dalam memilih rangka atap baja ringan yang akan kita pakai, terbukti bahwa pengalaman dan merk yang bisa dipercaya jauh lebih baik dan lebih penting dibanding dengan harga yang “asal murah”.
Bandingkan 8 (delapan) hal di atas untuk mendapatkan baja ringan yang bermutu.
Kita harus lebih jeli dan mengerti, karena salah pilih bisa berakibat fatal. Pada rangka atap kayu, kalau satu kuda-kuda mengalami “kegagalan”, hanya kuda-kuda tersebut yang roboh, sedangkan rangka atap baja ringan mempunyai tendensi untuk roboh secara keseluruhan mengingat bahan baja tidak mudah patah / putus seperti kayu.
Sumber : http://www.gigasteeljogja.com/about-steel-truss/